Selasa, 15 Juni 2010

Masa – Masa Sulit (Krismon)

          Setiap manusia hidup pasti pernah melewati masa-masa yang sulit. Masa-masa di mana hidup dirasakan begitu berat. Biasanya masa-masa sulit itu terkait dengan masalah keuangan. Walaupun masa-masa sulit yang bukan disebabkan oleh keuangan pastinya juga banyak. Ketika kebutuhan begitu banyak, justru kondisi keuangan kita mengalami goncangan badai.
          Kalau beberapa bulan yang lalu kita disuguhkan di berbagai media tentang kasus century. Sebuah bank sakit yang diberikan bailout oleh pemerintah. Maka tak jauh beda dengan kita. Ada masa-masa dimana kondisi keuangan kita sedang sakit dan membutuhkan bailout. Walaupun rasanya bailout bagi sebuah bank akan lebih gampang di dapat demi menyembuhkan kondisi keuangan sebuah negara daripada yang didapat oleh masyarakat biasa seperti saya. Memang sih banyak yang mau menawarkan bailout tapi tentu banyak syarat-syaratnya seperti sertifikat, surat2 kepemilikan kendaraan berharga, sk pns bagi PNS. Lha kalau tidak punya itu semua bagaimana, berarti krisis tidak akan segera berlalu dong. Apalagi saat kebutuhan begitu mendesak harus segera dipenuhi seperti membayar kontrakan, SPP, cicilan yang harus segera dibayar.
         Saya juga pernah mengalami masa-masa sulit itu. Sungguh sangat berat rasanya. Saya ingat waktu itu semuanya serba sulit, makan gak boleh enak dikit, tidur saja sampai tidak pakai bantal. Namun untungnya waktu itu bailout dari orangtua masih saya dapatkan. Maklum waktu itu saya masih single dan fresh graduate yang baru mulai belajar mencari sesuap nasi. Di negeri ini memang sungguh sangat terasa betapa beratnya mencari penghidupan. Saya pernah merasakan betapa susahnya mencari pekerjaan. Ratusan ribu surat lamaran mungkin pernah saya kirim untuk bisa mendapatkan sebuah pekerjaan. Kalau tanpa disertai semangat, memupuk terus harapan dan doa ibu serta tentu saja pertolongan yang di Atas pasti saya dulu sudah menyerah dan tidak bisa mendapatkan pekerjaan. Kondisi sulit itu ternyata tidak datang hanya satu kali saja. Ketika hal itu menghampiri kita saat kita sudah berumah tangga. Hal itu tentu saja akan terasa lebih sulit lagi karena yang terkena dampaknya bukan hanya kita saja tapi juga anak istri yang sudah pasti menjadi tanggung jawab seorang kepala rumah tangga.
         Sabar dan terus berusaha untuk mencari jalan keluar dari masa-masa sulit itu mungkin jalan yang terbaik. Ingat pasti ada jalan keluar dari setiap permasalahan. Agama pun mengajarkan bahwa bersama kesulitan itu ada kemudahan. So insya Allah masa-masa sulit itu akan terlewati dengan berbagai hikmah yang bisa dipetik. Berpikir positif adalah hal yang harus terus dipelihara karena godaan syetan itu akan berseliweran untuk menjerumuskan kita agar bisa terlepas dari lilitan masa sulit dengan cara-cara yang tidak halal. Dan yang lebih penting lagi agar kita tidak terjerumus kepada keputusasan dan kehilangan semangat untuk terus hidup. Naudzubillahimindzalik. Masa-masa sulit itu akan terasa bermakna apabila ada hikmah yang bisa kita petik sebagai pelajaran hidup yang sangat berharga. Pelajaran yang bisa kita simpan untuk kita bagi pada orang lain ataupun anak cucu kita agar mereka bisa lebih tegar ketika mereka sedang melalui masa-masa tersebut.

Minggu, 13 Juni 2010

Menulis dan berbicara

       Menulis pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan kita berbicara. Dalam berbicara kita perlu menata apa yang akan kita bicarakan. Begitu pula dengan menulis, perlu pola agar tulisan kita bisa di mengerti dan mudah untuk dipahami. Kalau menurut pengamatan saya seorang yang talkaktive (suka ngomong) sebenarnya juga mempunyai bakat untuk menulis. Orang yang suka berbicara biasanya mempunyai banyak kosa kata di dalam otaknya yang akan sangat membantu dalam menuangkan sebuah ide dalam sebuah tulisan. Namun tak jarang saya temukan orang-orang yang pandai berbicara tapi mereka mengaku tidak mampu untuk menulis. Hal ini saya rasa hanyalah karena ketidak biasaan saja.

       Apakah seorang yang tidak suka ngomong berarti tidak mempunyai bakat menulis. Saya kira tidak juga. Banyak orang yang dalam pergaulan hidupnya tampak tenang, anteng, diem tapi sebenarnya menyimpan kekuatan yang luar biasa dalam menuangkan sebuah ide dalam tulisan. Semua memang perlu latihan dan pembiasaan. Selanjutnya saya kira kedua hal tersebut berhubungan. Seandainya ada penelitian tentang kedua hal tersebut dan di uji dengan menggunakan uji statistik chi square misalnya. Saya yakin akan ada hubungan antara keduanya.

       Nah terkait dengan adanya hubungan tersebut akan membuat keduanya saling mempengaruhi. Maksud saya ketika anda melatih kemampuan menulis anda maka kemampuan berbicara anda akan meningkat. Demikian juga sebaliknya dengan meningkatkan skill berbicara anda maka skill menulis anda juga akan meningkat. Walaupun seberapa besar pengaruh keduanya mungkin masih perlu diteliti kembali. Manakah yang lebih besar pengaruhnya?

       Nah melalui blog saya ini, saya mencoba melatih skill menulis saya karena saya bukanlah orang yang lumayan jago untuk urusan ngomong. Saya berharap kedua skill saya nanti bisa bertambah. Nah bagaimana dengan anda ??????

Halo blogger mania

Pertama - tama saya ingin mengucapkan salam kenal bagi blogger-blogger yang sudah lama eksis di dunia maya ini. Perkenalkan saya blogger baru. Mohon bimbingan agar bisa menjadi seperti blogger-blogger senior lain yang sudah pakar. Demikian harapan saya semoga blog yang saya buat ini bisa memberikan manfaat bagi saya dan bagi pengunjung blog ini baik sengaja ataupun tidak. Ok sekian dulu sapaan pertama saya. Salam blogger.

Regard

Fatheralya